Ekonomi kreatif merupakan sebuah konsep yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan sumber daya manusia sebagai faktor produksi dan memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis. Implementasi konsep ekonomi kreatif ke bentuk pengembangan industri kreatif adalah solusi cerdas dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi dan pengembangan bisnis di era persaingan global.
Salah satu pengembangan produk ekonomi kreatif adalah pengembangan kerajinan tangan yang dibuat dengan bahan dari sumber alam sekitar yaitu anyaman bambu dan rotan. Produk anyaman bambu dan rotan kini semakin kreatif dan inovatif baik jenis maupun desainnya. Misalnya seperti aneka peralatan rumah tangga mulai dari alat makan, tambir, tempat tisu, tempat buah, lampu hias, pigura serta beberapa kerajinan lainnya yang kini diminati banyak orang seiring dengan maraknya isu global warming di lingkungan masyarakat sehingga orang-orang tertarik menggunakan produk produk ramah lingkungan untuk kehidupan sehari-hari.
Desa Sukahurip yang terletak di kaki Gunung Sawal Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis memiliki kekayaan alam berupa tanaman bambu dan rotan. Hal tersebut menjadi potensi besar bagi warga Desa Sukahurip untuk meningkatkan perekonomian apabila dapat mengolah potensi sumber daya alam berupa tanaman bambu dan rotan tersebut menjadi hasil olahan yang sangat menguntungkan. Namun hal tersebut berbanding terbalik karena sumber daya manusia di desa Sukahurip kurang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengolah bambu dan rotan.
Dengan demikian kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Siliwangi di Desa Sukahurip bekerja sama dengan Pojok Rakyat menghubungkan warga Desa Sukahurip yang memiliki potensi kreatif dan terampil dalam pengolahan bambu dengan pengrajin anyaman bambu yang berasal dari Kabupaten Tasikamalaya beliau bernama Toto Mulyana. Melalui program pelatihan anyaman sebagai langkah awal pemanfaatan dan pengembangan bambu dan rotan Pak Toto membagikan ilmunya dengan membuat 2 model prototipe anyaman bambu yaitu pot tanaman dan piring.
Pasca pelatihan terlaksana warga Desa Sukahurip mulai produktif mengolah bambu hingga dalam 1 minggu mampu memproduksi 15 pot dan 10 piring. Melihat perkembangan
tersebut kami kelomppok KKN Desa Sukahurip melakukan branding pada produk anyaman tersebut dengan merek dagang Awi Sadapur serta melakukan tes pasar dengan menyebarkan promosi produk bambu ini dan saat ini tengah mengembangkan strategi pemasaran melalui official Instagram: @awi.sadapur dan program pameran di kantor DEKOPINDA Ciamis. Salah satu inovasi produk ini kami harapkan dapat memberikan manfaat terutama meminimalisir penggunaan barang kebutuhan sehari-hari berbahan plastik agar dapat mengurangi kerusakan pada alam dan lingkungan terutam daerah eksitu Suaka Margasatwa Gunung Sawal.
Dokumentasi Kegiatan :