WORKSHOP DAN PEMBINAAN KOMUNITAS SIAGA KESEHATAN (RESIK) DALAM PENANGGULANGAN MASALAH HIV/AIDS, NAPZA DAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA SMA

Masa remaja adalah masa transisi dari usia kanak-kanak ke usia dewasa dan  sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan, termasuk pencarian jati diri remaja.. Masa remaja juga seringkali disebut masa yang kritis sehingga apabila pada masa ini remaja tidak mendapatkan bimbingan dan informasi yang tepat maka seringkali terjadi masalah yang tidak saja akan menentukan kehidupan  masa dewasa mereka  tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya. Alimoeso (2010) menyebutkan, ada tiga masalah yang paling menonjol pada remaja Indonesia, yakni seksualitas,  penyalahgunaan narkotika, dan HIV/AIDS.

  1. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2009 pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari penelitian di empat kota yakni Jakarta Pusat, Medan, Bandung, dan Surabaya. Hasilnya menunjukkan sebanyak 35,9 persen remaja punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Bahkan, sebanyak 6,9 persen responden telah melakukan hubungan seksual pranikah.
  2. Kasus HIV/AIDS yang disebabkan oleh IDU yaitu dari 1.283 kasus HIV/AIDS. Seperti pengalaman negara-negara lain, perkembangan kasus HIV/AIDS pada IDU ini diperkirakan bisa mencapai 40 persen. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) tentang kasus penyalahgunaan narkoba menunjukkan terus adanya peningkatan khususnya di kalangan remaja. Dari 2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8 (sekitar 5 juta orang) pada tahun 2011.
  3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat, sejak 1989 hingga Juni 2011 secara kumulatif terdapat 5.966  kasus HIV-AIDS (3.699 AIDS dan 2.267 HIV positif). Angka yang tercatat ini masih lebih rendah dari estimasi atau angka perkiraan dari Depkes RI tahun 2006 yang menunjukkan jumlah kasus HIV dan AIDS di Jabar lebih dari 19.000 orang. Di Tasikmalaya sendiri, saat ini tercatat sekitar 220 warga Tasikmaya yang mengidap HIV/AIDS.

RESIK dibentuk sebagai upaya antisipasi melalui kegiatan KIE dengan pendekatan Pendidik Teman Sebaya (Peer Educator). Remaja yang telah diberi pelatihan kemudian diharapkan dapat menerapkan di sekolah masing-masing dan mempengaruhi teman sepergaulan tanpa merasa digurui sehingga di masa mendatang masalah HIV/AIDS, NAPZA dan kesehatan reproduksi remaja dapat tertanggulangi secara dini.
Pada tahun 2009 Fakultas Ilmu Kesehatan pernah mengadakan pembentukan komunitas RESIK dengan mengundang 36 SMA/sederajat di wilayah kota Tasikmalaya dengan fokus utama pada pencegahan HIV/AIDS. tetapi pada perkembangannya hanya beberapa sekolah saja yang masih aktif. Seiring dengan bertambahnya kompleksitas permasalahan remaja dan dalam upaya untuk re-assessment dan pencarian data dasar mengenai perilaku remaja di kota Tasikmalaya, maka FIK Unsil Tasikmalaya kembali mengaktifkan kegiatan komunitas RESIK dengan memperluas bidang pelayanan yang tidak hanya meliputi HIV/AIDS juga termasuk NAPZA dan kesehatan reproduksi remaja.
RESIK ini merupakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Unit Kerja FIK yang dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Desember 2013 berupa workshop dan mengundang 60 SMA yang berasal dari kota/kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis dan dibuka oleh Dekan FIK. Selanjutnya dari workshop ini akan terbentuk Pendidik Teman Sebaya di setiap sekolah yang akan menjadi “Agen” dalam pencegahan dan penanggulangan masalah HIV/AIDS, NAPZA dan Kesehatan Reproduksi bagi teman-teman sebayanya terutama di lingkungan sekolah.  Lebih jauhnya lagi diharapkan terbentuk komunitas RESIK di tiap sekolah dan pada akhirnya siswa/siswi memiliki pemahaman yang baik dan terhindar dari perilaku yang dapat merusak masa depannya sebagai penerus bangsa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *