Humas UNSIL – Sebagai bagian dari kegiatan Modul Nusantara dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Universitas Siliwangi mengundang dua sastrawan kenamaan Tasikmalaya, Bode Riswandi dan Tatang Pahat, untuk berbagi pengalaman dan wawasan tentang kekayaan sastra dan budaya lokal kepada para mahasiswa. Kehadiran kedua sastrawan ini menjadi momen istimewa dalam rangkaian Modul Nusantara yang bertujuan memperkenalkan mahasiswa pada kearifan lokal dan memperkuat semangat kebhinekaan. (5/8/2024)
Kegiatan yang diadakan di halaman Perpustakaan Universitas Siliwangi ini disambut antusias oleh mahasiswa peserta pertukaran yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam sesi diskusi yang interaktif, Bode Riswandi dan Tatang Pahat berbicara tentang perkembangan sastra Tasikmalaya, khususnya sastra Sunda, serta tantangan yang dihadapi dalam melestarikan budaya lokal di era modern.
Bode Riswandi, seorang penyair dan penulis yang produktif dalam dunia sastra dan kepenulisan, membagikan pandangannya tentang pentingnya sastra sebagai media ekspresi dan penghubung lintas budaya. “Sastra adalah bagian dari identitas kita yang mampu menyatukan berbagai perbedaan. Saya berharap adik-adik mahasiswa bisa melihat sastra bukan hanya sebagai karya, tetapi juga sebagai refleksi kehidupan dan cara untuk lebih memahami kebudayaan lokal,” ujar Bode Riswandi. Ia juga membacakan beberapa karya puisinya yang terinspirasi dari keindahan alam dan kehidupan sosial di Tasikmalaya.
![]() |
Sementara itu, Tatang Pahat, yang dikenal dengan karya-karya dramanya dalam mengangkat kehidupan masyarakat Sunda, mengajak mahasiswa untuk melihat budaya lokal sebagai sumber inspirasi tanpa batas. Menurutnya, keunikan budaya lokal adalah kekuatan yang bisa memperkaya perspektif nasional. “Kearifan lokal itu harus dirawat dan diceritakan kepada generasi muda. Di dalamnya terdapat nilai-nilai yang bisa kita jadikan landasan untuk memperkokoh identitas kita sebagai bangsa yang beragam,” jelas Tatang. Ia juga berbagi tips dalam menulis yang bisa memperkuat rasa cinta terhadap budaya asal.
Kehadiran kedua sastrawan ini dalam Modul Nusantara memberikan pengalaman unik bagi mahasiswa untuk memahami kekayaan budaya Tasikmalaya melalui sudut pandang sastra. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana mahasiswa bertanya tentang proses kreatif, tantangan, serta inspirasi yang melatarbelakangi karya-karya kedua sastrawan tersebut.
Rektor Universitas Siliwangi, Dr. Ir. Nundang Busaeri, M.T., IPU., ASEAN Eng., menyampaikan apresiasi kepada Bode Riswandi dan Tatang Pahat yang telah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dengan para mahasiswa. “Kegiatan ini sangat penting dalam memperkenalkan kekayaan budaya lokal, dan kami berharap mahasiswa bisa membawa pengalaman ini ke daerah asal mereka. Modul Nusantara bertujuan membangun pemahaman lintas budaya, dan hari ini kita melihat langsung bagaimana sastra bisa menjadi medium yang kuat dalam mempererat persatuan di tengah keberagaman,” ujarnya.
Diharapkan, pengalaman berinteraksi dengan sastrawan lokal ini dapat menginspirasi para mahasiswa untuk menghargai dan melestarikan budaya daerah masing-masing, serta meningkatkan kecintaan mereka pada kekayaan budaya Nusantara.
Pewarta : Humas UNSIL