Humas UNSIL – Universitas Siliwangi menyelenggarakan kegiatan kuliah umum yang menghadirkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., dengan tema “Perguruan Tinggi Berdampak: Pilar Inovasi, Sains, dan Solusi dalam Mewujudkan Indonesia Emas”. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat peran strategis perguruan tinggi dalam menyongsong visi Indonesia Emas 2045. (17/05/2025)
Tema yang diangkat selaras dengan visi Universitas Siliwangi untuk menjadi perguruan tinggi unggul berwawasan kebangsaan dan berkarakter wirausaha. Kuliah umum ini menekankan pentingnya keterlibatan aktif perguruan tinggi dalam pengembangan inovasi, sains, dan teknologi yang berdampak langsung pada masyarakat dan pembangunan nasional.
![]() |
![]() |
Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk mendorong aktualisasi misi Universitas Siliwangi, yaitu:
- Meningkatkan mutu pendidikan tinggi yang berwawasan kebangsaan dan berkarakter wirausaha, melalui pembekalan kepada mahasiswa agar adaptif terhadap tantangan global dan mampu bersaing di era digital.
- Memperkuat riset kolaboratif yang inovatif dan berdaya saing, dengan mendorong mahasiswa dan dosen untuk memanfaatkan potensi riset sebagai landasan pembangunan.
- Mendorong implementasi hasil riset dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat, sebagai bentuk kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyelesaikan persoalan sosial dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang profesional, adaptif, dan kolaboratif, serta memperluas jejaring kerja sama strategis antara UNSIL, pemerintah, dan sektor swasta.
Selain penyampaian materi utama oleh Mendiktisaintek, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peresmian infrastruktur pendidikan baru di lingkungan kampus Universitas Siliwangi. Peresmian ini menjadi simbol komitmen UNSIL dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan tinggi, serta sebagai langkah konkret dalam menyediakan fasilitas yang mendukung proses pembelajaran dan riset yang berkualitas.
![]() |
Di samping itu, dilaksanakan pula dialog keagamaan dan kebangsaan bersama pengurus DKM Masjid Letjen Mashudi, yang bertujuan memperkuat pembinaan karakter sivitas akademika. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah refleksi nilai-nilai spiritual, tetapi juga mengukuhkan semangat kebangsaan dalam kehidupan kampus, sejalan dengan misi UNSIL untuk membentuk lulusan yang berintegritas dan berjiwa kebangsaan.
Acara ini dihadiri oleh pimpinan Universitas Siliwangi, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, serta perwakilan perguruan tinggi swasta se-Priangan Timur. Kehadiran Mendiktisaintek juga menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara kementerian dan perguruan tinggi dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang berdampak.
Melalui kegiatan ini, Universitas Siliwangi berharap dapat terus meningkatkan kualitas akademik, memperluas jejaring kolaboratif, serta menjadikan kampus sebagai pusat unggulan dalam pengembangan inovasi dan solusi bagi masa depan bangsa. Semangat “Perguruan Tinggi Berdampak” menjadi landasan untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia Emas 2045.
![]() |
Pembukaan acara Kuliah Umum dari Mendiktisantek, diawali oleh sambutan dari Rektor UNSIL Prof. Dr. Ir. Nundang Busaeri, M.T., IPU., ASEAN Eng. Dalam sambutannya, Prof. Nundang menegaskan komitmen UNSIL untuk menjadi pusat pendidikan dan riset berkualitas khususnya di Priangan Timur. Komitmen UNSIL dalam meningkatkan mutu pendidikan direfleksikan dalam pencapaian UNSIL sebagai Perguruan Tinggi Terakreditasi “Unggul” pada tempo hari yang lalu. Dengan pencapaian sebagai Perguruan Tinggi Terakreditasi “Unggul”, Prof. Nundang menyatakan hal ini menjadi motivasi dan tanggung jawab moral bagi UNSIL untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan riset yang berdampak bagi lingkup lokal, nasional, bahkan internasional.
“Tepat kemarin, Universitas Siliwangi berhasil meraih Akreditasi Unggul, sebuah pencapaian yang kami syukuri setelah melalui proses visitasi yang ketat. Capaian ini tidak hanya menjadi pengakuan terhadap mutu institusi, tetapi juga menjadi tanggung jawab moral bagi kami untuk terus berinovasi, memperluas jejaring, dan memperdalam kontribusi terhadap masyarakat.”
Meskipun UNSIL merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Priangan Timur, namun Prof. Nundang menyatakan bahwa UNSIL akan terus bersinergi dengan Perguruan Tinggi sekitar untuk berkolaborasi membangun inovasi serta menjadi problem solver bagi masyarakat khususnya Priangan Timur. Lebih lanjut, UNSIL terus mendorong lahirnya fakultas-fakultas strategis seperti Fakultas Kedokteran, serta memperluas partisipasi global melalui peningkatan jumlah mahasiswa asing. Tentunya, hal ini dilakukan sebagai bentuk tekad UNSIL untuk berdampak nyata bagi masyarakat lokal bahkan dunia.
“ Visi besar Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, di mana perguruan tinggi diarahkan untuk menjadi simpul transformasi sosial. Kami percaya pembangunan desa tertinggal, pemberdayaan UMKM, pelestarian lingkungan, hingga pembentukan generasi muda yang tangguh, peduli, dan berdaya saing semuanya harus berangkat dari kolaborasi ilmu dan aksi nyata. Bersama ini pula, kami ingin menyampaikan bahwa rekan-rekan pimpinan dan perwakilan dari PTS se-Prayangan Timur turut hadir dalam kegiatan ini, sebagai bentuk kesiapan untuk bersinergi dalam mewujudkan gerakan bersama #KampusBerdampak.”
![]() |
Selanjutnya, sambutan diberikan oleh Ferdiansyah, S.E., M.M selaku anggota DPR RI Komisi X yang memberikan highlight mengenai peran UNSIL sebagai satu-satunya kampus negeri di Priangan Timur. Ferdiansyah mendorong UNSIL perlu menjadi pusat pendidikan dan penelitian di Priangan Timur, oleh karena itu, UNSIL perlu memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang di miliki. Selain itu, Ferdiansyah menekankan perlu adanya sikap kolaboratif antar perguruan tinggi di Priangan Timur untuk bersama-sama membangun masyarakat Priangan Timur yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing.
“Sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri, UNSIL seharusnya dapat menjadi pusat pendidikan dan penelitian berkualitas tinggi. Melihat komitmen UNSIL yang terus mengembangkan diri untuk bertransformasi menjadi perguruan tinggi terakreditasi “Unggul”, saya meyakini UNSIL dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat sekitar khususnya Priangan Timur. Namun, tetap perlu adanya sinergi antara UNSIL dengan kampus-kampus sekitar di Priangan Timur. Dengan adanya sinergi yang baik antara perguruan tinggi, secara tidak langsung dapat membukakan pintu untuk masyarakat menuju masyarakat yang maju, bardaya saing, dan mandiri”
![]() |
Memasuki acara inti, Kuliah Umum dengan tema “Perguruan Tinggi Berdampak: Pilar Inovasi, Sains, dan Solusi dalam Mewujudkan Indonesia Emas” langsung diampaikan oleh Mendiktisaintek Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D. Dalam kuliah umumnya, Prof. Brian menyampaikan beberapa poin penting yang di elaborasi menjadi contoh case study nyata di Indonesia. Di era wicked global problems saat ini, peran pendidikan menjadi hal yang signifikan bagi suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia. Peran pendidikan tinggi khususnya inovasi dalam sains dan teknologi menjadi backbone untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Prof Brian menjelaskan 4 indikator sumber daya manusia yang perlu dicapai pada tahun atau sebelum tahun 2045 untuk mencapai Indonesia Emas.
“Saat ini, apa yang terjadi di Indonesia menjadi unpredictable. Hal ini tidak saja terjadi di Indonesia, melainkan di belahan dunia lain seperti negara-negara di Asia bahkan Eropa. Tentu ini menjadi tantangan dan juga peluang bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan dan riset yang berdampak bagi masyarakat. Menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan peran kuat dari perguruan tinggi untuk menciptakan inovasi yang berawal dari problem industri dan masyarakat. Inovasi dalam sains dan teknologi menjadi backbone untuk mencapai Indonesia Emas 2045.”
![]() |
![]() |
Selanjutnya, Prof Brian menjelaskan 4 Indikator Sumber Daya Manusia yang harus dicapai Indonesia pada tahun ataun sebelum tahun 2045 untuk mencapai Indonesia Emas. Adapun 4 indikator tersebut meliputi: 1) Pendapatan per kapita setara negara maju. 2) Kemiskinan menuju 0% dan ketimpangan berkurang. 3) Kepemimpinan dan pengaruh di dunia internasional meningkat. 4) Daya saing sumber daya manusia meningkat. Indonesia Emas bukan hanya sebagai tagline, melainkan sebuah momentum bagi Indonesia untuk bertransformasi menjadi negara maju. Oleh karena itu, Prof Brian menjelaskan Indonesia perlu mengutamakan inovasi dan riset untuk mengejar dan menanggulangi ketertinggalan dari negara-negara maju serta perlu adanya semangat modern nationalism dalam diri masyarakat khususnya akademisi untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah hal yang mudah. Permasalahan kompleks seperti Middle Income Trap memerlukan peran krusial dari inovasi dan penelitian untuk mengejar dan menanggulangi ketertinggalan dari negara maju. Perguruan Tinggi menjadi garda terdepan untuk melakukan inovasi yang berbasis problem industri dan masyarakat. Perguruan Tinggi perlu bersifat inklusif dan dekat dengan dunia industri dan masyarakat. Hal ini dapat mendorong tercapainya Indonesia Emas dan mengakselerasi percepatan pertumbuhan ekonomi. Modern nationalism seperti tekad kuat untuk menciptakan produk asli Indonesia yang dapat tersebar di seluruh negara perlu dibentuk dan tertanam dalam diri masyarakat khususnya akademisi”
![]() |
Sebelum menutup Kuliah Umumnya, Prof Brian menjelaskan perlu adanya pergeseran paradigma Perguruan Tinggi di Indonesia untuk mewujudkan University 4.0 yaitu respon terhadap dunia digital dan teknologi. Paradigma University 4.0 berfokus pada dampak sosial, inovasi inklusif, dan keberlanjutan dengan model kolaborasi quadruple-helix (akademisi – industri – pemerintah – masyarakat) yang bertujuan untuk transformasi sosial – ekonomi dan pencapaian SDGs. Selain menyoroti peran Perguruan Tinggi dalam inovasi dan riset, Prof Brian menyoroti pentingnya peran Perguruan Tinggi dalam memfasilitasi mahasiswa yang berkelanjutan untuk tumbuh menjadi individu dengan critical skills masa depan yang berimplikasi pada pembentukkan karakter future leaders Indonesia.
“Saat ini, Perguruan Tinggi di Indonesia sudah harus memasuki paradigma University 4.0 yang mulai memasukan elemen masyarakan di dalam kolaborasi. Berbeda dengan paradigma-paradgima sebelumnya yang hanya memiliki fokus utama pada pengajaran secara lisan / manuskrip atau hanya berkolaborasi dengan industri yang hanya berdampak secara ekonomi. Di University 4.0, perguruan tinggi di Indonesia perlu berfokus pada dampak sosial, inovasi inklusif, dan keberlanjutan. Selain itu, perguruan tinggi perlu membekali mahasiswa agar tumbuh utuh dengan critical skills di masa depan seperti pelatihan kepemimpinan, pengembangan prestasi, pengembangan minat dan bakat, serta pembinaan talenta saintek masa depan.”
![]() |
Prof Brian mengakhiri Kuliah Umumnya dengan mengajak UNSIL dan perguruan tinggi swasta Priangan Timur lainnya yang ikut menghadiri kuliah umum untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui #KampusBerdampak. Prof Brian meyakini UNSIL sebagai perguruan tinggi negeri yang menjadi tumpuan harapan masyarakat di kawasan Priangan Timur dapat berkontribusi nyata dalam inovasi dan riset yang mendorong transformasi ekonomi dan sosial masyarakat Priangan Timur bahkan Indonesia menjadi kawasan yang maju.
Pewarta: Humas UNSIL