Penerapan Strategi Quadruple Helix Sebagai Katalisasi Program Pemberdayaan Masyarakat

Program pemberdayaan masyarakat tidak asing lagi bagi kita semua terutama bagi institusi dari akademik, bisnis, maupun pemerintah sendiri. Biasanya program sosial ini banyak digelontorkan melaui Corporate Social Responsibility (CSR) terutama banyak dilakukan oleh perusahaan daerah hingga internasional. Bentuk program sosial ini bisa berupa dana hibah atau berbentuk barang sebagai bentuk bantuan terutama dalam hal kegiatan usaha masyarakat dalam bentuk UMKM. Namun, beberapa pihak berpendapat secara subjektif bahwa mekanisme tersebut kadangkala terdapat beberapa lubang hitam yang kerap kali menjadi bahan perbincangan dari mulai kurang tepat sasaran, prosedur timbal balik, hingga posisi masyarakat dianggap sebagai obyek program bukan sebagai subyek program sosial ini. Kondisi tersebut perlu langkah yang strategis dalam memposisikan semua pihak dalam satu area dan kontribusi dari masing-masing pihak agar tercapat sebuah tujuan yang mengikat bersama, yakni dengan penerapan quaruple helix.
Penerapan quaruple helix yang terdiri dari pihak akademik, bisnis, pemerintah, dan masyarakat. Mekanisme tersebut belum banyak dilakukan di Indonesia, terutama mengenai proyek pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sendiri. Berbagai macam kontribusi dan program dari masing-masing pihak misalnya pihak bisnis dengan program CSR dan funding, pihak akademik berupa transfer know-how (ilmu pengetahuan dan teknologi), pihak pemerintah beruapa (infrastruktur dan regulasi), serta pihak masyarakat berupa sumber daya manusia yang melibatkan alam. Penyesuaian dan keterkaitan dari masing-masing pihak perlu dikordinir oleh pihak tertentu sebagai katalisator penggerak dalam menyatukan program.
Kondisi tersebut salah satunya kami lakukan pada kegiatan KKN Universitas Siliwangi yang bertempat di Dusun Palasari Desa Sukahurip Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Tempat yang berada di eksitu Suaka Margasatwa Gunung Sawal ini terdapat berbagai macam potensi yang beragam terlebih masyarakat setempat sudah mempunyai pemikiran untuk dapat berorientasi peduli pada lingkungan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Beberapa topik sebagai pilot project kegiatan KKN kami ialah pengolahan bambu menjadi inovasi produk anyaman, pengolahan nira aren, edukasi konservasi, dan pembuatan vertikultur di pekarangan rumah warga. Topik tersebut kami olah menjadi beberapa program yang dapat disesuaikan dengan pemangku kepentingan luar. Hal tersebut penting dilakukan karena kami tidak dapat membantu dalam menyelesaikan persoalan masyarakat yang kerap kali dianggap sepele.
Beberapa pihak yang mulai terjalin dalam kegiatan kita yakni Universitas Siliwangi, BKSDA, Balai Litbang Agroforestry (BPPTA), beberapa dinas yang mewakili pemerintah daerah, Nusa Desa sebagai pelaku bisnis, dan praktisi dari masyarakat luar tempat kami mengabdi (Dusun Palasari). Pelaksanaan dalam menyesuaikan beberapa pihak kami lakukan dengan saling berkoordinasi secara intens dan saling melemparkan topik program. Berbagai macam sisi setiap pihak kami rangkum menjadi sebuah simpulan dalam membentuk sebuah pilot project yang menguntungkan dari masing-masing pihak. Beberapa output dari masing- masing pihak tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Pihak BKSDA mengenai program edukasi konservasi dengan mendatangkan Pak Dede sebagai narasumber bersama pemuda setempat
  2. Pihak BPPTA mengenai program agroforestry mengenai bambu yang kebetulan daerahnya terdapat lahan perkebunan Perhutani
  3. Pihak swasta seorang ahli bambu bernama Toto Mulyana mengenai program pelatihan anyaman bambu
  4. Dinas Koperasi, Industri, dan UMKM berupa program legalitas PIRT produk sirup aren cair
  5. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Pertanian berupa peninjau budidaya tanaman hias
  6. Pihak swasta seorang ahli botani Greg Hambali sebagai penasihat dan masukan mengenai pengelolaan tanaman hias
  7. Pihak Universitas Siliwangi berupa narasumber mengenai edukasi konservasi dari dosen Pendidikan Biologi
  8. Pihak Universitas Galuh berupa koordinasi rencana kerja sama program KKN tematik bersama
  9. Pihak Nusa Desa sebagai pelaku bisnis dalam pendampingan program Kerabat Desa
  10. Pihak Dekopinda mengenai program pameran UMKM se-Kabupaten Ciamis dan program inkubasi UMKM
  11. Pihak masyarakat yang diwakili oleh kelompok Ecovillage Anadopah sebagai pelaku lokal

Beberapa pihak lainnya pun sama memberikan kontribusi dari mulai masukan hingga pendaanaan untuk program pemberdayaan masyarakat. Kondisi tersebut diharapkan dapat terus berlanjut terutama setelah program KKN Universitas Siliwangi selesai dan pihak
eksternal tersebut dapat terus melakukan kerja sama dalam upaya pengembangan masyarakat dan lingkungan.
Dokumentasi Kegiatan: